kotabontang.net - Seekor buaya tanpa lengan kanan alias buntung ditangkap warga, dan anggota Polri-TNI, Sabtu (28/2) kemarin. Buaya muara sepanjang tiga meter lebih tersebut, “menyerah” di RT 7 Kelurahan Api-Api, tepatnya di sungai yang terletak perumahan Bontang Permai.
Penangkapan buaya tersebut begitu dramatis. Binatang berdarah dingin itu “dikeroyok” warga, Babinkamtibmas, dan Babinsa. Dengan “bersenjatakan” seutas tali jemuran dan bambu, buaya tersebut menyerah. Alasan penangkapan buaya itu cukup simpel, bikin warga waswas.
Ketua RT 8 Kelurahan Api-Api, Harnu Wiyoto menceritakan, buaya tersebut sudah ditunggu warga dan aparat sejak pukul 13.00 Wita. Awalnya, buaya tersebut menampakkan batang hidungnya di bawah jembatan perumahan Bank Dhanarta, Jalan Ahmad Yani.
“Sejak siang buaya itu muncul di bawah jembatan. Khawatir mengancam warga, akhirnya buaya itu mau kami tangkap ramai-ramai. Akhirnya saya menghubungi warga, Babinkamtibmas, dan Babinsa. Lalu, kami ramai-ramai menunggu buaya itu muncul,” katanya.
Beberapa jam kemudian, buaya tersebut muncul lagi. Tapi, buaya itu malah kabur ke arah perumahan Bontang Permai. Akhirnya, dengan membawa tali jemuran dan bambu, warga mengejar buaya tersebut. Akhirnya, buaya itu terkepung di RT 7 Kelurahan Api-Api. Sekira pukul 17.00 Wita, buaya tersebut ditangkap.
“Buaya sempat menyelam lagi. Namun, kami pukul-pukulkan bambu ke sungai biar buayanya keluar. Begitu buaya keluar, langsung kami jerat,” ceritanya.
Babinkamtibmas Api-Api, Bripka Hery Suprantiyo yang “terjun” menaklukkan buaya mengatakan, menangkapan predator itu lumayan sulit. Pasalnya, meski sudah dijerat namun buaya itu sempat lepas empat kali.
“Buayanya empat kali lepas dari ikatan. Awalnya kami tidak tahu kalau buayanya besar. Karena waktu hidungnya muncul, kirain buayanya kecil. Pas tertangkap ternyata besar,” katanya. Usai ditangkap, buaya tersebut langsung dibawa ke kantor Lurah Api-Api.
Sementara, petugas Balai Taman Nasional Kutai (TNK), Dede mengatakan, buaya tersebut sudah ditangani pihaknya. Rencananya, buaya tersebut akan dievakuasi sungai Sangkima. Sungai yang berada di wilayah Kutai Timur (Kutim) itu juga merupakan habitat buaya selain danau Telaga Bening.
“Kalau di Telaga Bening kepenuhan. Sudah banyak buaya dibawa ke sana. Makanya, buaya akan kami lepas ke sungai Sangkima. Sungai Sangkima juga habitat alami buaya,” katanya.